Saturday, December 10, 2011

lirik lagu vierra - tears !

would you stop all the lines
coming up from your mouth
isn't my stories not enought
too much lies for me so please forgive me

#
your car my house
our phones
where all the
memory lies

all the tears they aren't wasted
all the anger that exploded
all the thing's there we've been through
wouldn't pay a thing if we end this

this is just half part
half part of my lyrics

lirik lagu vierra - no !

you will never find
another me
you will never had
another story

knowing that you there i'll try to find you
knowing that you here i won't let you go

can't you see that i got lost in your eyes
can't you see that i got traped in your heart

knowing that you there i'll try to find you
knowing that you here i won't let you go

#
it's getting dark here
right now
i need you tonight
ooh tonight

tell me that i will never leave
tell me that i will kiss you now
turning back.... no !
turn you down... no !


you said you i'll try to keep me
you said we would last forever
you said all those thing to calm me down

lirik lagu tebar pesona - pagi ini

pagi yg cerah ini
ku menanti
indah nya mentari
menyinari hati ini
 yg terluka
 karena dirimu
biarkan diriku begini
tetapi ku tetap bahagia
  menjalani hidup ku ini
 tanpa rasa
 gundah di hati
lupakan semua masa lalu
yg kita lewati bersama
biarkan biarkan semua kan ku jalani

LIRIK LAGU TRIAD-MAMA

Lirik Lagu T.R.I.A.D – Mama


Mama..
Kini aku baru mengerti
Arti buah kesabaranmu
Yang sudah mama jalani selama ini

Mama..
Aku tahu itu adalah
Sebuah pengorbanan yang mungkin tidak
Bisa dilakukan oleh semua wanita
*
Mama..
Takkan pernah jadi sia sia
Apa yang mama dulu pertahankan
Untuk keutuhan kita semua
**
Mama..
Aku bisa rasakan perihnya
Jalan hidup yang sudah kau tempuh
Untuk tetap bisa menjaga utuhnya bahtera rumah kita
***
Mama..
Terima kasih atas jalan hidup
Yang mama tempuh
Untuk terus jalani bersama kita sampai sekarang
Kembali ke ** * ***

Ujung Mimpi

untuk pertama kali nya aku bertemu dengan nya begitu sempurna dirinya untuk ku ..
saat ini ku sadari betapa rapuh hatinya,hancur jiwa nya sukma ku terenyut ..
ingin ku hampiri nya dan menjaga di setiap waktu ..
biarkan kini ku hadir menemani hari mu yang gelap ..
izinkan ku kembalikan senyum itu tuk kau pancarkan hari indah nya .
ingin ku hampirinya dan menjaga disetiap waktu ..
adakah ku selalu ada di dekatmu menjaga dirimu hingga di ujung mimpi ..

manajemen dan lingkungan eksternal "definisi lingkungan" Tag

MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
DEFINISI LINGKUNGAN
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Untuk mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi, apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan manajemen. Bagaimana reaksi seorang manajer bila ada perubahan lingkungan ekstern
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO DAN MAKRO
LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
Yang paling penting adalah para pesaing yang harus dihadapi perusahaan, langganan yang harus ilayani, pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan, para penyedia (Supplies) dan perwakilan-perwakilan pemerintah.


·                     Para pesaing (Competition)
·                     Langganan (Costumers)
·                     Pasar tenaga kerja, organisasi memerlukan karyawan dengan bermacam-macam keterampilan
·                     Lembaga keuangan
·                     Supplies
·                     Perwakilan pemerintah, hubungan organisasi dengan perwakilan pemerintah dengan kompleks

LINGKUNGAN EKSTERNAL MAKRO


·                     Kekuatan-kekuatan diluar tersebut mempengaruhi suatu oragnisasi secara langsung atau secara tidak langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur lingkungan ekstern mikro
·                     Unsur-unsur lingkungan makri menciptakan iklim
Perkembangan teknologi dalam setiap masyarakat atau industry tingkat kemajuan teknologi berarti pada penentuan produk dan jasa yang akan di produksi, peralatan yang akan digunakan dan bagaimana bermacam-macam operasi akan dikelola.


TANGGUNG JAWAB SOSIAL MANAJER

Berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi didepan pembulatan dalam mengambil keputusannya. Tanggung jawab perusahaan itu merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan agar dapat menjalankan dan mewujudkan tujuan awal dalam sebuah perusahaan,instansi ataupun dalam sebuah organisasi sekalipun.

sumber : http://umuatia.blogspot.com/2011/11/manajemen-dan-lingkungan-eksternal.html

manajer dan fungsi manajemen

MANAJER DAN FUNGSI MANAJEMEN

Definisi paling umum dari manajer adalah seseorang yang bekerja dengan atau melalui orang lain melalui kegiatan mengkoordinasi berbagai aktifitas pekerjaan dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagaimana telah saya kemukakan pada tulisan sebelumnya bahwa tugas utama manajer adalah menkoordinasi. Walalupun nampak sederhana, namun dalam implementasinya kegiatan mengkoordinasi memerlukan kemampuan yang cukup kompleks. Seorang manajer tidak akan dapat mengkoordinasikan suatu proses pekerjaan dengan baik, jika manajer tersebut tidak dianut oleh bagian-bagian atau unit-unit yang akan dikoordinasikan, maka pasti proses koordinasi tidak akan terjadi. Untuk dapat dianut tentu seorang manajer harus memiliki berbagai prasyarat agar supaya dapat dianut.
Dianut atau diikuti oleh orang lain adalah kata penting dalam definisi kepemimpinan, sehingga seseorang yang memilih profesi sebagai seorang manajer harus memiliki kemampuan untuk dianut oleh orang lain atau dengan kata lain seorang yang memilih profesi sebagai manajer harus memiliki jiwa kepemimpinan. Untuk dapat dianut orang harus memiliki reputasi terpercaya, pada hal-hal tertentu juga harus ditambah dengan kemampuan dan skill yang juga terpercaya. Sampai disini, terasa sekali bahwa untuk dapat menjalankan fungsi utama seorang manajer ternyata diperlukan berbagai kompetensi yang kompleks.
Secara teoritis, manajer harus menjalankan fungsi manajemen. Jika fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak dijalankan maka orang tersebut tidak lagi disebut sebagai seorang manajer. Terdapat banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai fungsi manajemen oleh para pakar, namun demikian secara esensial akan memiliki titik kesamaan. Robbins (2003) merinci fungsi manajemen menjadi 4 bagian yang meliputi; planning, organizing, leading, dan controlling. Perencanaan (planning) merupakan pekerjaan yang meliputi, perumusan tujuan, penetapan strategi, pengembangan rencana-rencana menjadi program yang dapat dikoordinasikan dalam penerapannya. Pengorganisasian (organizing) merupakan kegiatan yang menetapkan apa yang diperlukan untuk dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan siapa yang akan mengerjakan. Memimpin (leading) merupakan kegiatan mengarahkan dan memotivasi seluruh komponen yang ada dalam organisasi, dan menyelesaikan berbagai konflik. Sedangkan pengendalian (controlling) merupakan kegiatan untuk memonitor berbagai aktifitas dan menjamin bahwa apa yang dikerjakan sudah sesuai denga perencanaan yang telah dibuat.
Keseluruhan fungsi tersebut itu harus dijalankan oleh seorang manajer. Akan sangat ganjil jika manajer tidak melakukan perencanaan, atau juga akan kelihatan aneh jika manajer tidak melakukan pengorganisasian, kepemimpinan atau bahkan pengendalian. Keseluruhan fungsi tersebut wajib dijalankan oleh seorang manajer. Dari keseluruhan fungsi yang harus dijalankan oleh seorang manajer tersebut, fungsi kepemimpinan adalah fungsi yang paling banyak memerlukan kemampuan dalam hal soft skill sedangkan ketiga fungsi lainnya sebagian besar berkaitan dengan hard skill. Itulah sebabnya fungsi kepemimpinan adalah fungsi yang paling sulit untuk diajarkan, diantara ketiga fungsi manajemen yang lain.
Namun demikian, dalam organisasi yang besar, manajer akan memiliki tingkatan-tingkatan. Tingkatan-tingkatan manajer tersebut dapat digambarkan sebagaimana gambar 1.
http://blog.uin-malang.ac.id/sugenglprabowo/files/2010/09/Level-Manajer1-300x225.png
Gambar 1: Tingkatan manajer dalam organisasi
Setiap tingkatan dalam jabatan manajer tersebut akan menjalankan seluruh fungsi manajemen, namun memiliki titik tekan yang berbeda. Manajer puncak (top managers) tentu akan menjalankan fungsi perencanaan dan kepemimpinan lebih besar dibandingkan dengan tingkat manajer di bawahnya, sedangkan manajer tingkat bawah (first-line manager) akan lebih banyak menjalankan fungsi pengendalian (controlling) dan pengorganisasian (organizing) dibandingkan dengan tingakatan manajer yang lain. Hubungan antara tingkatan manajemen dengan fungsi manajemen tersebut dapat digambarkan sebagaimana gambar 2.
http://blog.uin-malang.ac.id/sugenglprabowo/files/2010/09/Level-Manajer11-300x225.png
Gambar 2: Hubungan antara tingkatan manajer dengan fungsi manajemen
Dengan berbagai pekerjaan tersebut maka pimpinan puncak akan lebih banyak terkait dengan pekerjaan-pekerjaan pada masa yang akan datang,atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam membuat perencanaan misalnya, seorang manajer harus memiliki pandangan jauh kedepan dan mampu melihat apa yang akan terjadi terhadap organisasinya pada masa yang akan datang. Demikian pula pada kegiatan kepemimpinan, manajer harus mampu meyakinkan kepada seluruh orang yang ada didalam organisasi, tentang apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dan meyakinkan mereka untuk berbuat kearah yang diharapkan tersebut. Jika dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan oleh manajer puncak tersebut maka terlihat bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya adalah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan konseptual, sehingga manajer puncak dituntut untuk menguasai keterampilan konseptual (conceptual skill).
Berbeda dengan manajer menengah (midle managers), yang sebagian besar berkaitan dengan pekerjaan untuk menjembatani kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh manajer puncak sehingga dapat diimplementasikan oleh first-line managers, maka sangat diperlukan kemampuan berhubungan dengan manusia. Kemampuan ini diperlukan karena manajer menengah berfungsi sebagai penterjemah dari kebijakan-kebijakan yang seringkali belum mampu dipahami oleh first-line managers karena adanya berbagai kesenjangan antar tingkatan manajer. Untuk itulah pada manajer menengah ini kemampuan berhubungan dengan manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang akan sangat membentu dalam menjalankan fungsi manajerialnya.
Sedangkan bagi first-line managers, merupakan manajer yang bersentuhan langsung dengan jenis pekerjaan dan proses layanan yang harus ditangani. Kegiatan pengorganisasian dan pengendalian merupakan fungsi manajemen yang lebih dominan dikerjakan oleh manajer pada level ini. Oleh karena itu manajer pada level ini memerlukan orang dengan kemampuan teknis untuk menangani pekerjaan tersebut. Artinya akan lebih baik orang yang menduduki first-line managers ini adalah orang yang berkecimpung lama dalam jenis pekerjaan tersebut. Dengan demikian keterampilan teknis (technical skill) merupakan keterampilan yang dominan diperlukan oleh manajer pada level ini. Hubungan antara level manajemen dengan keterampilan tersebut digambarkan sebagaimana gambar 3.
http://blog.uin-malang.ac.id/sugenglprabowo/files/2010/09/Level-Manajer2-300x225.png
Gambar 3: Keterampilan yang diperlukan dalam perbedaan level manajemen
Secara lebih detail kemudian Robbins, Bregman, Stagg dan Coulter (2003) merinci masing-masing keterampilan tersebut dan menghubungkannya dengan fungsi-fungsi manajemen sebagaimana pada gambar 4.
Keterampilan
Fungsi Manajemen
Perencanaan
Pengorganisasian
Kepemimpinan
Pengendalian
Kekuasaan


Mendengarkan


Pengelolaan pada kelompok dan budaya berbeda


Penyusunan anggaran


Pemilihan gaya kepemimpinan yang efektif



Pelatihan



Membangun tim yang efektif


Mendelegasikan/ pemberdayaan


Memotivasi


Mengembangkan saling percaya



Mendisiplinkan



Mewawancarai


Memenej penolakan terhadap perubahan


Memenej waktu


Mentoring



Negosiasi



Menyediakan umpan balik


Membangun budaya organisasi


Melaksanakan pertemuan-pertemuan yang produktif
Melihat kecenderungan lingkungan eksternal


Mengembangkan visi


Menyelesaikan masalah secara kreatif



Gambar 4: Hubungan antara keterampilan manajemen dengan fungsi manajemen
Dari gambar di atas terlihat bahwa keterampilan dalam wilayah fungsi kepemimpinan adalah mendominasi dari keterampilan yang diperlukan untuk menjadi seorang manajer. Ini mengindikasikan bahwa seorang manajer harus memiliki jiwa leadership yang baik untuk dapat menjalankan profesi manajerialnya, karena sebagaian besar kegaiatan manajemen akan memerlukan kemampuan leadership.
Dalam beberapa literatur memang ada yang membedakan antara manajer dan pemimpin, tetapi dalam kenyataan sehari-hari dalam melaksanakan profesi manajer atau pemimpin, ternyata kedua hal tersebut (manajer dan pemimpin) sulit sekali untuk dipisahkan, bahkan seringkali harus menjalankan kedua fungsi tersebut secara bersamaan.
 
SUMBER : http://umuatia.blogspot.com/2011/11/manajer-dan-fungsi-manajemen.html

pengertian departementasi

Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.

- Departementasi Fungsional
1. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.

- Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur organisasinya terdiri dari:
a.Struktur organisasi atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b.Struktur organisasi atas dasar wilayah
Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
C.Struktur organisasi atas dasar langganan
Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.
D.Struktur organisasi atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
E.Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga.

- Organisasi Proyek dan Matriks
Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.
*Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.
*Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang. 
 
sumber : http://umuatia.blogspot.com/2011/11/pengertian-departementasi.html

manajemen sebagai ilmu dan seni

Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni
Manajemen itu perpaduan antara ilmu dan seni

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajemen dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni. Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Dalam kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, diantaranya adalah sebagai berikut :

· Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika

· Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi

· Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi

· Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia

· Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum
· Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah

sumber : http://umuatia.blogspot.com/2011/11/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html

ciri-ciri organisasi dan unsur-unsur organisasi

Ciri-ciri Organisasi
Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi bisa disebut juga sebagai wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama
Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :
- Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
- Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang
- Adanya tujuan
- Adanya sasaran
- Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
- Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
  3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
  1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
  2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
  3. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi.

Unsur-Unsur  Organisasi
Unsur – Unsur Organisasi :
1. Manusia (Man).
2. Kerjasama.
3. Tujuan Bersama.
4. Peralatan (Equipment).
5. Lingkungan.
6. Kekayaan alam.
7. Kerangka/Konstruksi mental
Secara garis besar organisasi mempunyai tiga unsur yaitu :
1. Manusia.
2. Kerjasama.
3. Tujuan bersama-sama.
Dari ketiga unsur tersebut saling terkait dan mempunyai satu kesatuan. dari berbagai macam teori organisasi yang di kemukakan oleh para ahli tidak ada satu pun yang memiliki kebenaran mutlak. dan antara teori organisasi yang satu dengan yang lain saling melengkapi.
Unsur-unsur Organisasi
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut:
• Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.
• Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang
• Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing
• Ada tujuan tertentu
Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :
- Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.
- Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
- Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
- Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.
 
sumber : http://umuatia.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-organisasi-dan-unsur-unsur.html

pembuatan kepuutusan

Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses peerenacanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan ( choice making) dan dari pemecahan masalah ( problem solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat dipertukarkan, dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan yang mencakup artian keduanya.

Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :

G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.

Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.

Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Macam-Macam Keputusan

a. Keputusan Auto Generated
Keputusan semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperthatikan., mepertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusannya. Keputusan auto generated ini kurang baik, sebab resikonya tinggi.

b. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah, sehingga keputusan itu logisk, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat.


Pengambilan keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya.
Individual decision, keputusan “hanya” ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak berhak untuk ikut memutuskannya.
Kebaikannya:
1. keputusan dapat diambil secara cepat
2. penanggungjawab keputusan itu jelas
3. biaya pengambilan keputusan relative kecil
4. kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan

Keburukannya:
1. keputusan itu kurang baik, sebab kemampuan decision maker terbatas
2. prestise manajer akan berkurang, jika keputusannya ternyata salah
3. realisasi keputusan mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya
4. pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang terjamin

Group decision, keputusan itu ditetapkan oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan keputusan tersebut”.
Kebaikannya:
1. keputusan rewlatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran dari beberapa orang
2. kecenderungan untuk bertibdak otoriter dapat dihindarkan
3. kerjasama relative akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup
4. resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
5. pembinaan para annggota grup akan lebih baik

Keburukannya:
1. pengambilan keputusan relative lama, bahkan sering bertele-tele
2. biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
3. penanggungjawab keputusan kurang jelas
4. minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara

Group decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya dalam MPR, DPR, dan Koperasi.

Basis Pengambilan Keputusan

Basis pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas:
a. keyakinan
b. intuisi
c. fakta-fakta
d. pengalaman
e. kekuasaan

Keyakinan; manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
Intuisi; manajer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruih, preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu, latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
Fakta-fakta; pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa depan. Dalam hal ini manajer jangan menjadi robot analisis data informasi, dan fakta yang komplet. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
Pengalaman; manajr dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
Kekuasaan; decision maker dalam pengambilan keputusan (decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya, supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dfan berbuat sesuatu.

Tehnik-Tehnik Pengambilan Keputusan

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1) operation riset; yaitu dengan menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis) dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah usaha inventarisasi.
2) Linear programming; yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik yang disebut juga factor analysis.
3) Gaming war games; yaitu dengan teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4) Probability; yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan dan diperhitungkan.
5) Ranking and statistical weighting; yaitu dengan cara :
(a) melokalisasi berbagai factor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir. (b) menimbang factor-faktor yang dapat dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternative.

Scientific management adalah suatu cara yang berupa pemeriksaan dan analisis yang logis, yang mengarah kepada keputusan yang efektif.
Prosedur pengambilan keputusan berdasarkan scientific management menurut pendapat :

Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
1. decision maker (manajer) harus mengetahui secara jelas masalah (problem) yang akan diputuskan dengan merumuskan dan menganalisisnya secara cermat.
2. mengumpulkan data, informasi, dan fakta yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diputuskan.
3. mengevaluasi dan menganalisis data, informasi, dan fakta yang telah dikumpulkan.
4. menetapkan sejumlah alternative keputusan yang akan diambil.
5. mengembangkan dan mengimplementasikan alternative pilihan yang ada.
6. memilihj keputusan yang terbaik dari alternative-alternatif itu.
7. menetapkan suatu keputusan, menjadi tindakan yang paling efektif dan efesien.
8. keputusan harus diinformasikan untuk ditaati dan dilaksanakan menjadi tindakan nyata dan mengikat bagi semua karyawan.

G. R. Terry
1. merumuskan problem yang bersangkutan
2. menganalisis problem tersebut.
3. menetapkan sejumlah alternative.
4. mengevaluasi masing-masing alternative.
5. memilih alternative yang akan menjadio keputusan dan yang akan dilaksanakan.

Peter F. Drucker
1. menetapkan masalah.
2. menganalisis masalah.
3. mengembangkan alternative-alternatif pilihan.
4. mengambil keputusan yang tepat.
5. mengambil keputusan menjadi tindakan yang efektif.

Prosedur pengambilan keputusan harus dilakukan dengan baik dan cermat, supaya resiko keputusan itu relative kecil. Harus dihayati bahwa setiap keputusan selalu menghadapi resiko, dan resiko ini menjadi tanggung jawab decision maker.

Aspek-aspek pengambilan keputusan, yaitu :
1) pribadi dan kepribadian decision maker
2) sifat masalah yang dihadapi.
3) Pandangan dan kecakapan factual decision maker terhadap masalah yang dihadapi.
4) Kondisi institusional (lembaga) bersangkutan.
5) Situasi umum yang menjadi lingkungan sekitar.

Faktor-faktor penolong pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun intangibles
2) setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan
3) suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak
4) hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik
5) pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke dalam physical action
6) pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu,dana,data informasi dan fakta yang cukup
7) membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman, dan imajinasi
8) pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas
9) setiap keputusan harus dilaksanakan

sumber :  http://pembuatan-keputusan.blogspot.com/